Pages

Sifat-Sifat Seorang Pelatih Bola Basket

Lahirnya seorang juara tidak dapat dilepaskan dari peranan pelatih. Atlit dengan dengan bakat pembawaannya merupakan modal dasar lahirnya seorang juara. Persaingan ketat dewasa ini telah melibatkan para ilmuan dari berbagai disiplin ilmu, sehingga untuk dapat memenangkan pertandingan tidaklah cukup bermodalkan bakat, dan mutlak diperlukan masukan dari berbagai didiplin ilmu, dan pelatih adalah pemeran utamanya.

Gambar. Disiplin ilmu yang mendukung metodologi pelatihan. Apabila seseorang berniat menjadi seorang pelatih salah satu cabang olahraga, maka sebenarnya ia sudah harus mempersiapkan dirinya untuk menjadi contoh yang baik daripada atlit yang dilatihnya nanti. Sebagai seorang pelatih maka ia akan menjadi titik perhatian atlitnya dan secara tidak langsung pelatih tersebut sering menjadi contoh para atlitnya (terutama atlit pemula). Dengan demikian maka seorang pelatih harus dapat memberikan contoh baik sebagai guru, bapak, teman atau sahabat dari para pemainnya. Setiap pelatih juga perlu memahami sifat-sifat kepkepribadiannya sendiri untuk dapat menyadari kelemahan-kelemahannya dan selanjutnya mengatasi kelemahan tersebut. Pada hakikatnya tidak ada manusia yang sempurna, juga pelatih harus menyadari bahwa upaya untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada dirinya selalu perlu dilakukan.
Dengan membanding-bandingkan sifat-sifat pelatih dengan berbagai kelebihan dan kekurangan, Tutko dan Richards (1971) membedakan gaya kepemimpinan pelatih atas dasar sifat-sifat kepribadiannya seperti dibawah ini :
 
1. The “hardnosed” Authoritarian Coach
Gambaran seorang pelatih yang merasa yakin dalam menetapkan tindakan-tindakan menetapkan sasaran target, mendorong atlet untuk berjuang mencapai target yang dicapai. Ini terdapat pelatih-pelatih muda (tidak semua) dengan ciri-ciri :
• Sangat disiplin
• Sanagat kaku dalam menetapkan jadwal dan rencana
• Bertindak kejam dan sadis
• Sangat kaku dalam pergaulan
• Mengorganisasikan segala sesuatu dengan baik
• Segan berhubungan dengan orang lain
• Sering bersifat moralis dan sedikit religius
• Keras dalam berpendirian dan sering berprasangka
• Lebih sengang mempunyai asisten orang-orang lemah
• Memotifasi dengan menggunakan perlakuan-perlakuan (push-up, lari keliling dsb).
Kebaikannya: Disiplin kuat, team mampu bermain kuat dan agresif, team terorganisasi dengan baik, kondisi fisik team lebih baik.
Kekurangannya: Pemain yang sensitif mudah droup uot, sering membenci dan khawatir, suasana team tegang.
 
2. The ”Easy Going”Coach
Pelatih ini sering menganggap enteng permasalahan dengan ciri-ciri :
• Tidak pernah tampak serius menghadapi segala sesuatu
• Enggan membuat jadwal kerja
• Tidak pernah mendesah, segalanya dilihat dengan mudah
• Terkesan semuanya dapat terkendalikan sehingga pada saat tertentu kelihatan malas
Kebaikannya : team mengalami sedikit tekanan, kurang kerja keras, segala sesuatu didapat dengan mudah.
Kekurangannya : tidak mampu menguasai pertandingan, sering tampak seperti “ play Boy”. Tidak senang berolahraga, pelatih sering tidak ambil pusing terhadap keadaan.
 
3. The “Business-Like” Coach
Pelatih yang bergaya “bussiness man” ini sangat berhasrat untuk belajar, mempelajari sesuatu hal dan informasi yang terbaru. Biasanya selfish yaitu memiliki sifat semau gue dengan ciri-ciri :
• Menggunakan pendekatan olahraga atas dasar untung rugi
• Pendekatan sangat logis
• Berkepribadian dingin tidak hangat dalam pergaulan
• Pemikiran tajam
• Pikiran utamanya ditujukan pada lawan tanding
• Pragmatis dan tekun
Kebaikannya : Team selalu up to date, dalam penguasaan tehnik baru, team tampak terorganisasi secara strategis untuk dapat mencapai sukses.
Kekurangannya : Team spirit jurang, sulit menghadapi atlet yang kurang terorganisasi dengan baik.
 
Sifat-sifat pelatih yang baik
• Pelatih harus terbuka menerima kritikan ataupun masukan dari pelatih lain ataupun atlitnya
• Pelatih sebaiknya mempunyai program tertulis sehingga setiap pengalaman yang didapat di catat dan ini         merupakan masukan yang sangat baik bagi pelatih itu sendiri (harus dievaluasi).
• Pelatih sebaiknya berfikir bahwa berapa banyak pemain yang berpotensi hilang karena ketidaksesuaiamya dengan pelatih daripada berfikir banyak pemain yang dihasilkan.
• Pelatih harus berfikir sepertinya kita merupakan sebuah tangga yang akan membawa anak latih kita kearah puncak setinggi mungkin atau setelah mencapai puncak itu kita harus siap ditinggalkannya.
• Pelatih jangan mempunyai perasaan bahwa kemenangan selalu disebapkan karena keahliannya melatih, tetapi berfikirlah kekalahan kesalahan dari kita dan kemenangan merupakan hasil dari pemain. Hal ini akan membuat kita akan terus berusaha untuk tidak mengalami kekalahan.
• pelatih yang merasakan datangnya keengganan dalam melatih lebih baik beristirahat dulu, karena bila dipaksakan maka akan membuat konsentrasi dalam melatihnya akan berkurang
• pelatih harus sering menghormati terhadap pelatih lain, baik pada saat team anda menang ataupun kalah.
• Pelatih harus selalulu mengevaluasi hasil dari teamnya baik kalah maupun menang hal ini akan sangat baik dalam meningkatkan cara dalam membeikan pengarahan dalam pertandingan.
• Dalam melatih pakailah pakaian yang pantas dan baik.

Tidak ada komentar: