Semua masyarakat penggemar cabang Olahraga Bolabasket tidak ada yang lebih menarik atau lebih hebat dari Bolabasket itu sendiri. Banyak sekali yang bisa didapat dengan mengamati, melihat, melakukan dan menjunjung tinggi nilai-nilai Olahraga dan khususnya cabang olahraga Bolabasket . Kesehatan, bersenang-senang, dan penampilan fisik yang baik adalah merupakan komponen dari Olahraga Bolabasket. Belum lagi esensi dari Olahraga Bolabasket, membiasakan dan meningkatkan disiplin diri. Dari kalimat terakhir yang disebut barusan akan sangat terasa dampaknya pada rentang waktu yang lebih panjang lagi. Imbas positif ini bukan hanya dapat dinikmati oleh individu pelakunya, tapi lebih lagi dapat berimbas baik sekali untuk masyarakat bannyak dan bangsa kita. Klise-nya alinea ini karena memang sudah banyak ditulis, diucap dan dibesar-besarkan di masyarakat kita. Tapi memang ini yang saya temui, yang saya dengar, yang saya lihat dan saya percaya walaupun belum berhasil dengan usahanya.
Tentang aku…
Bersyukur saya dibesarkan dikeluarga yang senang terhadap dunia Olahraga, dengan ini saya di beri kemudahan tersendiri untuk belajar banyak tentang Bolabasket. Ayah saya adalah bekerja sebagai karyawan Bank di Kota Magetan, awal masuknya ayah saya ke Bank juga karena Olahraga, tapi bukan Bolabasket melainkan Bola Voli. Tetapi ayah saya juga menggemari Olahraga Bolabasket. Semenjak kecil ayah saya sudah mengenalkan saya dengan Bolabasket, karena setiap sore saya di ajak ke lapangan untuk menonton ayah saya bermain Bolabasket. Sejak saat itu saya tertarik dengan Olahraga Bolabasket walaupun saya sebagai penonton dan penikmat saja.
Saat menginjak sekolah lanjutan pertama, saya baru benar-benar menjadi pelaku Bolabasket. Bergabung dengan klub kecil yang ada di Kota Magetan mengasah saya menjadi pemain yang baik dan terampil, tetapi juga menjadi anak muda yang mempunyai arah dan tujuan yang jelas.
Bermain membela nama Sekolah merupakan pengelaman pertama yang saya dapat. Selain membela nama sekolah, saya bermain membela Kota Magetan dalam Pekan Olahraga anatar Daerah (POPDA). Selain itu saya juga bermain membela kulb dalam kejurda Divisi II. Dari mengikuti kejuaraan-kejuaran tersebut saya mendapatkan wawasan yang luas tentang Bolabasket. Setelah tamat Sekolah Menengah Akhir saya melanjutkan sekolah mengambila jurusan Olahraga di UNESA. Awalmulanya saya berangan-angan untuk mengasah keahlian saya di Ibu Kota Jawa Timur, tetapi angan-angan tersebut sirna, persaingan di Kota lebih ketat dan banyak pemain-pemain yang keterampilannya melebihi saya. Ini juga yang menjadi alasan kenapa saya cepat-cepat berhenti bermain saat saya masih bisa berkompetisi.
Cita-cita saya saat ini adalah ingin mempercepat berkembangnya Bolabasket di Magetan dan di Indonesia. Niat Pribadi mau menggunakan apa yang sudah saya dapat dari 11 tahun sebagai pemain Bolabasket untuk dikembalikan lagi pada cabang ini dan lebih lagi pada masyarakat kita. Akan dasar ini saya menjadi pelatih Bolabasket.
Pengalaman yang baru 2 tahun menjadi pelatih di kompetisi antar daerah membuat saya lebih terpacu lagi untuk menjalankan dan terus menikmati apa yang saya pikir mau dan mampu lakukan. Walau dalam perjalanan pendek ini saja tidak sedikit juga orang yang sudah melihat saya sebagai orang yang terlalu mikir, terlalu muluk, perfeksionis dan ada juga yang menyebut saya idealis. Sekarang ini saya ingin belajar dan mencari pengalaman yang se-banyak-banyaknya untuk menjadi pelatih Bolabasket yang lebih baik lagi.
Pelatih Bolabasket Indonesia…
Sejak masih menjadi pemain Basket sampai sekarang ini, banyak sekali saya melihat pelatih atau pembina yang seolah menganggap terlalu ringan semua beban peran dan tanggung jawab profesi ini. seolah yang terlihat hanya kemenangan atau kekalahan yang di depan mata saja. Banyak yang memandang sebelah mata sebuah usaha persiapan dan sebagainya. Buat saya ini semua tidak harus terjadi.
Sisa tiga menit saat sebuah tim yang bermain di 4 besar IBL tahun 2005 tertinggal hanya tidak lebih dari 9 angka, sang pelatih sudah duduk manis tanpa berbuat sesuatu untuk membalikkan keadaan. Terlepas saat itu setelah kita berusaha tapi kalah juga, tetap saja tugas kita adalah melatih saat kalah ataupun menang. Tanpa harus menunjuk pada sisa enam menit perempat akhir pertandingan Final IBL 2006.
Entah sebuah tim tertinggal jauh ataupun menang jauh, lagi-lagi tetap saja saat itu kita bukan penonton yang bisa selalu duduk tenang tanpa berbuat sesuatu. Saat seperti itu adalah saat yang paling baik untuk tim mendapatkan pengalaman di saat genting di seri 4 besar, dan memang kekalahan belum tentu menjadi milik kita kalau kita tetap terus berusaha sesuai logika waktu yang tersisa.
Ada juga pelatih yang sama sekali tidak mengindahkan etika dan sportivitas. Di sebuah pertandingan penyisihan Kobatama tahun 2004, seorang pelatih meneriakkan kata-kata yang sama sekali tidak pantas diucapkan sebagai pelatih Bolabasket. “Pukul saja, saya nanti yang tanggung jawab!” Katanya sambil menunjuk-nunjuk dadanya.
Belum lagi pelatih yang membiarkan pemainnya masuk kelapangan yang sedang dipakai berlatih oleh tim lain pada jam berlatih sebelum timnya berlatih. Ada lagi pelatih yang tidur saat timnya berlatih dan masih banyak lagi. Semua yang kurang-kurang barusan sama sekali tidak mengangkat profesi ini ke jenjang selanjutnya. Apalagi bisa mengangkat prestasi timnya.
Hingga disuatu titik saya berpikir bahwa kita pelatih-pelatih di Indonesia ini bukannya tidak mampu, tapi kurang serius menjalankan profesinya. Itupun masih dibagi lagi pada dua kelompok (atau masih ada 263 kelompok lainnya lagi.). Ada yang kurang serius karena menganggap profesi ini sebagai sampingan dan hanya penambah pemasukan dari sisi keuangan, dan ada juga yang memang tidak serius dan lagi kemampuannya terbatas padahal profesi ini satu-satunya mata pencahariannya.
Dari semua yang diatas ini tetap saya yakin tidak sedikit juga yang benar-benar mampu, serius dan tulus dalam menjalankan profesinya. Ini juga yang menjadi salah satu faktor kenapa Bolabasket Indonesia masih ada.
Idealisme Bukan Tidak Mungking…
Sulit untuk saya percaya kalau idealnya profesi ini tidak bisa dijalankan dengan baik. Yang kita para pelatih perlu hanyalah usaha sepenuhnya sesuai dengan kapasitas dan deskripsi pekerjaan.
Bukannya tidak mungkin kan kalau jual beli pemain dalam suatu tim harus sesuai dengan standar pelatih? Mengapa harus pemilik yang membeli pemain sekuat koceknya? Apakah pemilik pasti tahu kebutuhan tim sesuai dengan sistem bermain si pelatih? Sedemikian mandulkah pelatih kita hingga dia harus didukung dengan tim yang bermaterikan pemain level nasional lebih dari 4 orang, sementara tim lain ada yang sama sekali tidak punya materi pemain kelas nasional?
Saya pikir pasti pelatih-pelatih juga tidak terlalu ingin dimanjakan dengan materi pemain. Karena saya juga yakin, pelatih klub-klub Bolabasket di Indonesia mampu mencetak sendiri pemain atau tim yang menangan.
Idealnya di Indonesia, (paling tidak, menurut saya..) selain menejer, pelatihlah yang menjadi salah satu fokus utamanya bagi pemilik klub. Lalu kenapa bukan pemain? Karena penonton datang ke pertandingan Basket bukan melulu untuk melihat satu-dua pemain berlaga, tapi untuk melihat pertandingan Bolabasket. Cantik atau tidaknya sebuah tim bermain, kecepatannya, kerjasamanya atau seru atau tidaknya sebuah pertandingan.
Kalaupun ada banyak orang datang karena ingin melihat satu–dua “Pemain Bintangnya Indonesia”, itupun ternyata kurang cukup banyak untuk mengangkat liga kita sampai pada titik menguntungkan bagi klub atau pemilik klub. Padahal tengok berapa banyak anggaran yang terkuras untuk menarik seorang “Pemain Bintangnya Indonesia” masuk ke dalam satu klub.
Saya tahu sebuah klub Divisi I yang sudah membeli banyak pemain dan menggajinya tapi sampai hari ini selalu gagal untuk terbang dan masuk ke jenjang berikutnya. Malah ada yang sudah bubar. Atau lagi sebuah tim bukannya membangun sebuah tim melainkan membeli beberapa pemain kelas wahid sekaligus, namun gagal masuk final kompetisinya tahun 2006.
Apakah tidak mungkin kalau Bolabasket Tanah Air kita ini tetap menjunjung tinggi pembinaan, pembentukan karakter, disiplin, pendidikan dan sebagainya? Pelatih yang harus memulai penekanan akan hal-hal tersebut. Ideal hanya sejauh mau atau tidak mau saja.
Lagian dimana posisi Bolabasket kita di Internasional sekarang? Pada rentang waktu yang sedikit lebih panjang klub-klub IBL dan Kobatama pasti akan diuntungkan. Di Indonesia sekarang ini saya pilih Pelatih, menejer baru kemudian pilih pemain.
Kerja Sama...
Bukan pelatih terus seenaknya bekerja sendiri tanpa perlu bantuan oleh elemen di tim. Atau sukses tidaknya sebuah tim hanya di tentukan oleh pelatih semata. Melainkan diperlukannya kemampuan kerja sama di antara semua dalam sebuah tim tersebut.
Ketidakmampuan pelatih bekerja sama dengan menejer, pengurus dan lain-lain akan tercermin pada pola permainan timnya. Saya kira tidak ada pelatih cabang Olahraga beregu yang tidak punya kemampuan bekerja sama. Pelatih membutuhkan dukungan dari banyak pihak didalam dan diluar klubnya.
Orientasi Hasil...
Banyak klub pasti banyak pula tujuan masing-masing. Ada yang hanya untuk senang-senang membangun klub, dan ada yang ingin benar-benar membina masyarakat kita melalui Olahraga atau ada juga yang mungkin mengejar keuntungan secara finansial. Uang dan pembinaan kedepan atau apapun itu tujuan klub atau pemilik yang positif, dapat dicapai dengan semua yang saya coba uraikan diatas dari sisi profesi.
Pasti! Kalau kurang percaya silahkan saja lihat kembali sejarah negara yang tradisi Bolabasketnya mendominasi dunia. Walau sudah Pro dan menjadikan pemain kaya raya, mereka tetap menjunjung tinggi nilai-nilai dasar Olahraga dan Bolabasket.
Setiap bagian cabang Bolabasket Indonesia harus mau memulainya. Siapa lagi kalau bukan kita (terutama pelatih) sendiri yang meletakkan nilai-nilai itu semua? Saya hanya berusaha menjadi manusia sebenarnya dengan semua keaslian dirinya, walau tidak seasli yang diciptakan komunitas Bolabasket Indonesia..
Salam Olahraga....!!!!!
3 komentar:
com'on coach, semangat terus ngeblog basket indonesia!!
iya, setuju,, semangaaat, Mas Indra,,
Salam olahragaa!!!
(Ayo tembakin bolanya,, yooo,,)
mari bersama2 majukan basket indonesia...
Posting Komentar